Bantuan » Cari » Hasil pencarian untuk 'publikasi'

Melihat 15 hasil - 1 sampai 15 (dari total 21)
    • Auto draft pada suatu postingan seharusnya dihapus setelah user log in mempublikasikan postingan nya. Pada kasus saya ini, auto draft tersebut tidak menghilang sehingga menyebabkan terjadi duplikat . Hal ini berpengaruh terhadap postingan apa nanti nya yg akan saya posting kemudian saya publish.

      Studi kasus:
      Postingan pertama (P1) : Title A
      Postingan kedua (P2): Title B

      1. Saya sedang menulis artikel di P1, kemudian saya publish.
      Saya mendapatkan link: misal.com/title-a

      2. Saya membuat postingan kedua (P2), judul title B.
      jika saya publish sekarang, maka judul nya menjadi, misal.com/title-b

      kesalahan:
      Sebelum dipublikasikan postingan yg berjudul “title B”, akan ada auto revisi yg ternyata mengambil cache dari postingan sebelumnya. jadi jika saya publish sekarang maka link nya akan menjadi misal.com/title-a, tp isi postingan nya mengambil dari title b.
      lantas kemana artikel yg berada di postingan pertama tadi?
      artikel tersebut dihapus (replace) karena postingan yg ke dua tadi.

      Saya telah melakukan banyak percobaan mulai dari menghapus cache, clear cloudflare cachce, optimize db, dll. tetapi hasil nya tidak ada. 1 hal yg saya pahami , seperti harus ada jeda untuk membuat postingan berikut nya. Misal, untuk membuat postingan ke-2 harus menunggu sekian menit setelah postinga pertama dipublish (saya sendiri tidak yakin range antara tiap postingan).

      1. Apa yg harus saya edit agar bug / issue ini bisa teratasi?
      2. Atau ada kah solusi lain agar saya tidak perlu menunggu beberapa menit untuk membuat postingan yg berikut nya ?

      saya menggunakan wp 4.7.5, plugin wp-rocket, & cloudflare.

    • assalamu’alaikum, mohon maaf kalau saya salah room πŸ™‚

      saya mau nanya nih gan, bisa tidak post subdomain tampil di domain utama ?

      contoh :
      misalkan saya membuat artikel di a.domain.com dan saya publikasikan, nah di domain utama juga muncul artikel yang di publikasikan di subdomain tersebut, namun apabila artikel tersebut di buka di domain utama nanti bakal di redirect ke subdomain asal artikel tersebut :).

      Saya perna coba pake plugin MU Post to Multiple Blogs, emang sih bisa nambahin post di domain utama tapi enggak diredirect ke domain asalnya,

    Forum: Komunitas Pengguna
    Dalam balasan untuk: Web tidak terindeks google

    apa alat web master di google sudah di aktif kan ,cuba anda aktif kan ,daftar kan nama situs nya mas , blog ane beberapa hari di bikin sudah di endus google ,mungkin juga untuk mempermudah plugin jetpack mas ,konfirmasi kan di pekakas tersedia google webmastre tools dengan memasuk kan kode yang di dapat di alat webmaster google ,untuk lebih banyak di publikasi kan yang lain seperti yahoo bing dll biasa nya kunci nya di webmaster tools mas,moga membantu mas

    • Permisi gan, ane butuh bantuan nih. Ane mau buat plugin, yang script itu aktif/jalan pada saat setelah melakukan publikasi artikel (post artikel) untuk blog ane disini http://bangroyhan.cf/.
      Apa bener yang ane pake bersumber dari http://codex.wordpress.org/Plugin_API/Action_Reference/save_post ???

      Tapi pas ane coba, kok ga jadi yah???

      <?php
      /*
      Plugin Name: Setelah post Maka
      Plugin URI: http://bangroyhan.cf
      Description: Coba dulu
      Author: Royhan
      Version: 1.2.1
      Author URI: http://bangroyhan.cf
      Copyright 2015 B.R.H
      */
      
      function my_project_updated_send_email( $post_id ) {
      
      	// If this is just a revision, don't send the email.
      	if ( wp_is_post_revision( $post_id ) )
      		return;
      
      	$post_title = get_the_title( $post_id );
      	$post_url = get_permalink( $post_id );
      	$subject = 'A post has been updated';
      
      	$message = "A post has been updated on your website:\n\n";
      	$message .= $post_title . ": " . $post_url;
      
      	// Send email to admin.
      	wp_mail( 'mohroyha0102@bsi.ac.id', $subject, $message );
      }
      add_action( 'save_post', 'my_project_updated_send_email' );
      ?>

      Sebelumnya maaf, ane bener-bener baru di dunia wordpress.

    • Pagi Gan, kita sharing yuk.

      Dijaman yang serba digital seperti sekarang ini, banyak hal yang dapat dilakukan oleh seseorang dengan melibatkan internet. Bahkan tidak jarang pula banyak orang yang mempublikasikan informasi pribadi di dunia online.

      Misal saja Personal Web/CV Online/Portofolio atau sejenisnya. Nah, yang jadi pertanyaan adalah, Apa Sih Manfaat Bagi Kita Dengan Memiliki/Membuat Personal Web? Klo menurut saya se :

      1. Personal Branding
      Hal ini dilakukan agar kita bisa dikenal lebih luas di dunia maya.

      2. Tuntutan Profesi
      Ada juga beberapa orang yang memanfaatkan personal web sebagai CV Online ketika melamar pekerjaan agar lebih up to date dan real time.

      3. Portofolio Recording
      Banyak praktisi IT yang sering mengkoleksi hasil karyanya di personal web mereka. Hal ini dilakukan agar mereka mempunyai rangkuman pengalaman atas pekerjaan/karya di bidang IT. Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan level provesional mereka. Semakin banyak portofolio yang mereka unggah / buat, maka orang lain akan menilai bahwa mereka semakin berpengalaman. So.. Bisa digunakan buat nyari2 proyek deh. Hehe…

      Gimana ne? Jika ada pendapat lain, silahkan ditambahkan ya. Agar bisa saling membangun.

      Salam Kreatif

      Exabytes Indonesia

    • Halo agan-agan wordpress mania, neh ada sebuah framework bisa buat themes wordpres tanpa harus coding segala dengan banyak tools yang bisa di kostumisasi tentunya, oh ya yang paling di suka mungkin adalah ini tools ccukup bagus.

      disini cuma perlu naluri sebagai seorang desainer yang tinggi soalnya beberapa kali buat aku kurang cukup bagus untuk di publikasikan di website.

      nama toolnya adalah gantri bisa sedot di sini

    • Hari ini, waktu Indonesia, WordPress berulang tahun yang ke-10. Layanan blogging dan Content Management System (CMS) ini telah hadir sejak 2003 dan menjadi pilihan untuk mempublikasikan berbagai konten.

      Salah satu yang menggunakan WordPress adalah Trenologi sendiri, sister company kami, DailySocial pun menggunakan layanan WordPress sebagai β€˜mesin’ untuk mempublikasikan informasi terkait dunia teknologi.

      Pengguna lain ada yang menggunakan WordPress sebagai sarana memajang portofolio karya, blog sampai dengan e-commerce. Pengembang themes di seluruh dunia terus mengembangkan berbagai tema tampilan untuk mendukung berbagai update yang juga dirilis WordPress. Di Indonesia pun banyak pengembang tema WordPress yang karyanya telah dikenal luas, bahkan internasional.

      Untuk menyambut ulang tahun yang ke-10 ini, komunitas WordPress di seluruh dunia mengadakan meetup di berbagai kota dan negara, tidak terkecuali di Indonesia.

      Pada halaman meetup untuk memperingati ulang tahun ini, pertemuan di Jakarta menjadi pertemuan dengan pendaftar kedua terbanyak, kota lain di Indonesia yang direncanakan untuk diadakan meetup adalah Yogyakarta dan Surabaya.

      Untuk yang di Jakarta, acara akan diadakan di @america pada hari ini, 27 Mei 2013, mulai pukul 6 sore sampai dengan 9 malam.

      Acara di Jakarta akan diisi oleh bincang-bincang ringan, sesi tanya-jawab serta networking dengan berbagai pengguna WordPress di Indonesia (khususnya Jakarta). Tentunya akan juga diinformasikan perkembangan terbaru dari layanan WordPress. Acara juga akan dimeriahkan oleh berbagai merchandise khas WordPress.

      Acara peringatan ulang tahun ini juga akan dirangkung lewat tagar resmi #wp10, jadi jika membagikan konten terkait ulang tahun WordPress ke-10 di Twitter, Instagram, Vine dan saluran lain, jangan lupa sertakan hashtag-nya.

      Ajang ini juga tentunya bisa menjadi ajang temu offline untuk saling berkenalan dan berjejaring dengan berbagai pengguna WordPress lain di tanah air. Masing-masing kota tentu memiliki komunitasnya sendiri serta pengguna, yang bisa jadi, sudah berpengalaman lama dalam menggeluti seputar layanan WordPress, baik yang tersedia gratis maupun yang terkustomisasi.

      Anda bisa kontak komunitas penyelenggara acara jika tertarik untuk hadir. Acara untuk yang di Yogayakarta bisa dilihat di tautan ini, untuk yang di Surabaya informasi serta kontak komunitas bisa dilihat di sini. Sedangkan untuk yang di Jakarta, Anda bisa melihat informasi dan mendaftarkan diri di tautan ini.

      Selamat ulang tahun WordPress!

      Sumber

    Moderator Bogy Harseno

    (@bogyharseno-1)

    ini tutorial makai iframe, tp sama saja tdk bs mnyembunyikan source code, hanya sekedar memperpanjang langkah utk melihat source code atau markup html. begitu jg dgn encoding html, dll.

    setahu saya hanya ada 2 cara supaya source/markup website tidak dapat dilihat org lain:

    1. bangun website-mu dgn platform semacam Flash (animasi) atau graphical, jangan dgn HTML+CSS+JS ;
    2. simpan dan instal source code website-mu di localhost dan jgn sekalipun dipublikasikan ke internet, ini yg kemungkinan paling aman, hehehe… *joke
    • salam hangat all.
      maaf jika saya salah tempat.

      saya punya blog yang menggunakan template gallery, saya ingin menampilkan mini icon pada label/categori.

      contoh :

      saat saya membuat postingan dan postingan tersebut saya berikan label atau categori dengan nama ‘tutorial’. jadi saya ingin setelah postingan itu dipublikasikan. dihalaman utama blog saya muncul icon/gambar mini. sesua dengan kategori atau label yang saya berikan.

      contoh gambar ada disini klik

      jika ada yang bisa membantu saya ucapkan banyak terimakasih

    Forum: Serbaneka
    Topik: WordPress Lounge
    • Eh boleh gak sih dipost di sini? Termasuk serbaneka kan?

      Maaf agak telat. Host sih belum saya beritahu kalau saya share info di sini. Tapi gak apa apa sepertinya. Biar lebih luas publikasinya πŸ˜› acaranya siang ini pukul 2 di Starbucks Coffee, Epicentrum Walk. Jl HR Rasuna Said, Kuningan Super Block Jakarta Selatan

      Sunday, September 2, 2012 from 2:00 PM to 5:00 PM (PDT)

      WordPress Lounge?

      Meet Up. Meet other local fans of WordPress. Udah lama ga nongkrong bareng, terakhir malah di WordCamp Bandung 2011 kemarin. So, monggo yang mau mampir. Yang mau ngopi, silakan ngopi. So far, ada Valent Mustamin (@valentmustamin), Nesia’s Bima Arafah (@fgaeg) dan Colorlabs’ Gabriel Hutagalung (@kaspito)

      More info: http://wplounge.eventbrite.com/

    Pencetus Utas pahdizul

    (@pahdizul)

    abaut, disclaim , dll kan tinggal buat aja gampang mas nubie,, kalaow autogenerat kok marah sih, li at aja tuh yahoo, kompas, detik, vivanews, dan banyak lagi media besar lainnya, mereka juga share tuh berita dari media lain sumbernya….yg penting kita gak pernah mengklaim itu berita dari kita sendiri, kita hanya mempublikasikan secara ulang berita yg layak diketahui masyarakat indonesia…kayak FB somasi Blogger kita tuh, apaan tuh Fb, kayak gak ada kerjaan lainnya. padahal dulu ceritanya Fb jg bermasalah(isu-red, fb kan bkn punyanya si…????)….kalau dibilang melanggar, jiplakan, kopi paste, mana ada yang benar-benar mandiri di dunia online, kita semua meniru tuh (ATM bahasanya)….coba tanya para master,,,,apa sih ilmu mereka pasti kalau jujur mereka bilang ATM

    salam.

    http://damdubidudam.wordpress.com

    Berisi esai/opini dan artikel tulisan yang pernah dimuat, serta daftar publikasi yang sudah saya tulis.

    Damar Juniarto

    Forum: Penerjemahan WordPress
    Dalam balasan untuk: Tim WordPress Indonesia

    @Mossack Anme: mungkin kalau mau lihat bisa juga login ke id.wordpress.org/wp-admin menggunakan nama pengguna Anda, seharusnya bisa lihat di bagian kaki (footer) ada Credits. πŸ™‚

    Untuk WP for Windows Phone dan iOS, Fadhly sudah berkontribusi banyak sekali dan 90%++ di Windows Phone adalah hasil terjemahan Fadhly.

    @fadhly: terima kasih banyak atas kontribusinya dan mohon bersabar, saya mengerti keinginan Anda besar sekali untuk menjadi validator.

    Tapi mungkin untuk terjemahan di luar WordPress .com dan .org, saya belum tahu apakah ada rencana untuk mempublikasikan halaman “Credits” yang menampilkan nama-nama para pengembang, penerjemahan atau tidak seperti pada WP 3.2. Kelihatannya mungkin bakalan ada untuk versi-versi yad. Jadi tolong jangan berkecil hati dulu.

    @all: boleh minta tolong absen ulang? Saya perlu alamat e-mail semua yang masih ingin terus aktif di tim WP Indonesia ini. Dan yang ingin meluangkan waktunya menjadi validator juga silahkan jangan sungkan-sungkan untuk angkat bicara di forum ini. Tolong sampaikan dan pasti kita hargai dan pertimbangkan.

    Terima kasih.

    Forum: Komunitas Pengguna
    Topik: cerpen
    • Cerpen Putu Wijaya
      Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.

      “Tapi aku datang tidak sebagai putramu,” kata pengacara muda itu, “aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini.”

      Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.

      “Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?”
      Pengacara muda tertegun. “Ayahanda bertanya kepadaku?”
      “Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
      tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini.”
      Pengacara muda itu tersenyum.
      “Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku.”

      “Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu.”

      Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa.

      “Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri.”

      Pengacara tua itu meringis.
      “Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku kau. Berarti kita bisa bicara sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan.”
      “Itu semua juga tidak lepas dari hasil gemblenganmu yang tidak kenal ampun!”
      Pengacara tua itu tertawa.
      “Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!” potong pengacara tua.
      Pengacara muda terkejut. Ia tersadar pada kekeliruannya lalu minta maaf.

      “Tidak apa. Jangan surut. Katakan saja apa yang hendak kamu katakan,” sambung pengacara tua menenangkan, sembari mengangkat tangan, menikmati juga pujian itu, “jangan membatasi dirimu sendiri. Jangan membunuh diri dengan diskripsi-diskripsi yang akan menjebak kamu ke dalam doktrin-doktrin beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air, bagai suara alam, karena kamu sangat diperlukan oleh bangsamu ini.”

      Pengacara muda diam beberapa lama untuk merumuskan diri. Lalu ia meneruskan ucapannya dengan lebih tenang.

      “Aku datang kemari ingin mendengar suaramu. Aku mau berdialog.”
      “Baik. Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya.”

      “Terima kasih. Begini. Belum lama ini negara menugaskan aku untuk membela seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat hukuman mati. Pihak keluarga pun datang dengan gembira ke rumahku untuk mengungkapkan kebahagiannya, bahwa pada akhirnya negara cukup adil, karena memberikan seorang pembela kelas satu untuk mereka. Tetapi aku tolak mentah-mentah. Kenapa? Karena aku yakin, negara tidak benar-benar menugaskan aku untuk membelanya. Negara hanya ingin mempertunjukkan sebuah teater spektakuler, bahwa di negeri yang sangat tercela hukumnya ini, sudah ada kebangkitan baru. Penjahat yang paling kejam, sudah diberikan seorang pembela yang perkasa seperti Mike Tyson, itu bukan istilahku, aku pinjam dari apa yang diobral para pengamat keadilan di koran untuk semua sepak-terjangku, sebab aku selalu berhasil memenangkan semua perkara yang aku tangani.

      Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena pencarian keadilan tak boleh menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya pencarian keadilan yang kalau perlu dingin danbeku. Tapi negara terus juga mendesak dengan berbagai cara supaya tugas itu aku terima. Di situ aku mulai berpikir. Tak mungkin semua itu tanpa alasan. Lalu aku melakukan investigasi yang mendalam dan kutemukan faktanya. Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah yang aku tentang.

      Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini.”

      Pengacara muda itu berhenti sebentar untuk memberikan waktu pengacara senior itu menyimak. Kemudian ia melanjutkan.

      “Tapi aku datang kemari bukan untuk minta pertimbanganmu, apakah keputusanku untuk menolak itu tepat atau tidak. Aku datang kemari karena setelah negara menerima baik penolakanku, bajingan itu sendiri datang ke tempat kediamanku dan meminta dengan hormat supaya aku bersedia untuk membelanya.”

      “Lalu kamu terima?” potong pengacara tua itu tiba-tiba.
      Pengacara muda itu terkejut. Ia menatap pengacara tua itu dengan heran.
      “Bagaimana Anda tahu?”

      Pengacara tua mengelus jenggotnya dan mengangkat matanya melihat ke tempat yang jauh. Sebentar saja, tapi seakan ia sudah mengarungi jarak ribuan kilometer. Sambil menghela napas kemudian ia berkata: “Sebab aku kenal siapa kamu.”

      Pengacara muda sekarang menarik napas panjang.
      “Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya.”

      Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
      “Jadi itu yang ingin kamu tanyakan?”
      “Antara lain.”
      “Kalau begitu kau sudah mendapatkan jawabanku.”
      Pengacara muda tertegun. Ia menatap, mencoba mengetahui apa yang ada di dalam lubuk hati orang tua itu.
      “Jadi langkahku sudah benar?”
      Orang tua itu kembali mengelus janggutnya.

      “Jangan dulu mempersoalkan kebenaran. Tapi kau telah menunjukkan dirimu sebagai profesional. Kau tolak tawaran negara, sebab di balik tawaran itu tidak hanya ada usaha pengejaran pada kebenaran dan penegakan keadilan sebagaimana yang kau kejar dalam profesimu sebagai ahli hukum, tetapi di situ sudah ada tujuan-tujuan politik. Namun, tawaran yang sama dari seorang penjahat, malah kau terima baik, tak peduli orang itu orang yang pantas ditembak mati, karena sebagai profesional kau tak bisa menolak mereka yang minta tolong agar kamu membelanya dari praktik-praktik pengadilan yang kotor untuk menemukan keadilan yang paling tepat. Asal semua itu dilakukannya tanpa ancaman dan tanpa sogokan uang! Kau tidak membelanya karena ketakutan, bukan?”
      “Tidak! Sama sekali tidak!”
      “Bukan juga karena uang?!”
      “Bukan!”
      “Lalu karena apa?”
      Pengacara muda itu tersenyum.
      “Karena aku akan membelanya.”
      “Supaya dia menang?”

      “Tidak ada kemenangan di dalam pemburuan keadilan. Yang ada hanya usaha untuk mendekati apa yang lebih benar. Sebab kebenaran sejati, kebenaran yang paling benar mungkin hanya mimpi kita yang tak akan pernah tercapai. Kalah-menang bukan masalah lagi. Upaya untuk mengejar itu yang paling penting. Demi memuliakan proses itulah, aku menerimanya sebagai klienku.”
      Pengacara tua termenung.
      “Apa jawabanku salah?”
      Orang tua itu menggeleng.

      “Seperti yang kamu katakan tadi, salah atau benar juga tidak menjadi persoalan. Hanya ada kemungkinan kalau kamu membelanya, kamu akan berhasil keluar sebagai pemenang.”

      “Jangan meremehkan jaksa-jaksa yang diangkat oleh negara. Aku dengar sebuah tim yang sangat tangguh akan diturunkan.”

      “Tapi kamu akan menang.”
      “Perkaranya saja belum mulai, bagaimana bisa tahu aku akan menang.”

      “Sudah bertahun-tahun aku hidup sebagai pengacara. Keputusan sudah bisa dibaca walaupun sidang belum mulai. Bukan karena materi perkara itu, tetapi karena soal-soal sampingan. Kamu terlalu besar untuk kalah saat ini.”

      Pengacara muda itu tertawa kecil.
      “Itu pujian atau peringatan?”
      “Pujian.”
      “Asal Anda jujur saja.”
      “Aku jujur.”
      “Betul?”
      “Betul!”

      Pengacara muda itu tersenyum dan manggut-manggut. Yang tua memicingkan matanya dan mulai menembak lagi.
      “Tapi kamu menerima membela penjahat itu, bukan karena takut, bukan?”

      “Bukan! Kenapa mesti takut?!”
      “Mereka tidak mengancam kamu?”
      “Mengacam bagaimana?”
      “Jumlah uang yang terlalu besar, pada akhirnya juga adalah sebuah ancaman. Dia tidak memberikan angka-angka?”

      “Tidak.”
      Pengacara tua itu terkejut.
      “Sama sekali tak dibicarakan berapa mereka akan membayarmu?”
      “Tidak.”
      “Wah! Itu tidak profesional!”
      Pengacara muda itu tertawa.
      “Aku tak pernah mencari uang dari kesusahan orang!”
      “Tapi bagaimana kalau dia sampai menang?”
      Pengacara muda itu terdiam.
      “Bagaimana kalau dia sampai menang?”
      “Negara akan mendapat pelajaran penting. Jangan main-main dengan kejahatan!”
      “Jadi kamu akan memenangkan perkara itu?”
      Pengacara muda itu tak menjawab.
      “Berarti ya!”
      “Ya. Aku akan memenangkannya dan aku akan menang!”

      Orang tua itu terkejut. Ia merebahkan tubuhnya bersandar. Kedua tangannya mengurut dada. Ketika yang muda hendak bicara lagi, ia mengangkat tangannya.

      “Tak usah kamu ulangi lagi, bahwa kamu melakukan itu bukan karena takut, bukan karena kamu disogok.”
      “Betul. Ia minta tolong, tanpa ancaman dan tanpa sogokan. Aku tidak takut.”

      “Dan kamu menerima tanpa harapan akan mendapatkan balas jasa atau perlindungan balik kelak kalau kamu perlukan, juga bukan karena kamu ingin memburu publikasi dan bintang-bintang penghargaan dari organisasi kemanusiaan di mancanegara yang benci negaramu, bukan?”

      “Betul.”
      “Kalau begitu, pulanglah anak muda. Tak perlu kamu bimbang.

      Keputusanmu sudah tepat. Menegakkan hukum selalu dirongrong oleh berbagai tuduhan, seakan-akan kamu sudah memiliki pamrih di luar dari pengejaran keadilan dan kebenaran. Tetapi semua rongrongan itu hanya akan menambah pujian untukmu kelak, kalau kamu mampu terus mendengarkan suara hati nuranimu sebagai penegak hukum yang profesional.”

      Pengacara muda itu ingin menjawab, tetapi pengacara tua tidak memberikan kesempatan.
      “Aku kira tak ada yang perlu dibahas lagi. Sudah jelas. Lebih baik kamu pulang sekarang. Biarkan aku bertemu dengan putraku, sebab aku sudah sangat rindu kepada dia.”

      Pengacara muda itu jadi amat terharu. Ia berdiri hendak memeluk ayahnya. Tetapi orang tua itu mengangkat tangan dan memperingatkan dengan suara yang serak. Nampaknya sudah lelah dan kesakitan.

      “Pulanglah sekarang. Laksanakan tugasmu sebagai seorang profesional.”
      “Tapi…”

      Pengacara tua itu menutupkan matanya, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. Sekretarisnya yang jelita, kemudian menyelimuti tubuhnya. Setelah itu wanita itu menoleh kepada pengacara muda.
      “Maaf, saya kira pertemuan harus diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu banyak beristirahat. Selamat malam.”

      Entah karena luluh oleh senyum di bibir wanita yang memiliki mata yang sangat indah itu, pengacara muda itu tak mampu lagi menolak. Ia memandang sekali lagi orang tua itu dengan segala hormat dan cintanya. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telinga wanita itu, agar suaranya jangan sampai membangunkan orang tua itu dan berbisik.

      “Katakan kepada ayahanda, bahwa bukti-bukti yang sempat dikumpulkan oleh negara terlalu sedikit dan lemah. Peradilan ini terlalu tergesa-gesa. Aku akan memenangkan perkara ini dan itu berarti akan membebaskan bajingan yang ditakuti dan dikutuk oleh seluruh rakyat di negeri ini untuk terbang lepas kembali seperti burung di udara. Dan semoga itu akan membuat negeri kita ini menjadi lebih dewasa secepatnya. Kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang lalai.”

      Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di pengadilan dan memerdekaan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi. Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.

      Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu.

      “Setelah kau datang sebagai seorang pengacara muda yang gemilang dan meminta aku berbicara sebagai profesional, anakku,” rintihnya dengan amat sedih, “Aku terus membuka pintu dan mengharapkan kau datang lagi kepadaku sebagai seorang putra. Bukankah sudah aku ingatkan, aku rindu kepada putraku. Lupakah kamu bahwa kamu bukan saja seorang profesional, tetapi juga seorang putra dari ayahmu. Tak inginkah kau mendengar apa kata seorang ayah kepada putranya, kalau berhadapan dengan sebuah perkara, di mana seorang penjahat besar yang terbebaskan akan menyulut peradilan rakyat seperti bencana yang melanda negeri kita sekarang ini?

Melihat 15 hasil - 1 sampai 15 (dari total 21)